Bandar Lampung – Universitas Bandar Lampung (UBL) melepas 964 wisudawan dan wisudawati yang terdiri dari 629 orang dari program Sarjana (S1) dan 335 orang dari Pascasarjana (S2) secara luring, pada Yudisium dan Wisuda di Convention Hall Mahligai Agung Pascasarjana UBL, Selasa ( 31/5/2022).
Dimana Kegiatan Yudisium dan Wisuda berlangsung dengan 2 sesi. Sesi pertama dilaksanakan pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIb, kemudian pada sesi kedua dilanjutkan pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB.
Rektor UBL, Prof. Dr. Ir. H. M. Yusuf S Barusman, MBA mengucapkan selamat kepada wisudawan dan wisudawati atas keberhasilan mereka menyelesaikan studi di UBL sehingga meraih gelar Sarjana dan Magister.
“Semoga keberhasilan ini bukan menjadi titik akhir perjalanan rekan – rekan mahasiswa, namun menjadi starting point untuk berkiprah di masyarakat dan terus mengembangkan diri, ” ujarnya.
Perguruan tinggi adalah suatu institusi yang sakral, ilmu dikembangkan, ilmu diperdebatkan, dan inovasi diberikan ruang seluas-luasnya untuk semua orang bisa berperan serta didalam kemakmuran masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan bahkan merubah peradaban dunia.
“Saya berpesan bahwa anda adalah tauladan, maka tunjukanlah bahwa anda berbeda dari masyarakat lainnya dari segi intelektual. Yang tentunya itu dapat terlihat ketika anda di tengah masyarakat, bagaimana anda berbicara, bersikap, sopan santu dan ramah tidak dengan cara-cara yang kasar,” ungkapnya.
Terlebih kata Yusuf, membaiknya keadaan pasca covid-19, UBL saat ini mencoba menata dan meningkatkan kualitas akademik baik dari pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
“Kampus yang kita cintai ini juga sudah ada 50 ribu lebih alumni, yang kiprahnya di berbagai bidang yang tersebar di seluruh dunia. Ini tidak terlepas juga berkat dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah pusat, daerah dan masyarakat umumnya pada UBL,” ucapnya.
Memasuki usia yang ke-50 tahun, UBL telah memperoleh banyak pencapaian-pencapaian, salah satunya menjadi salah satu pusat kajian Legitimation Code Theory (LCT) di dunia yang saat ini hanya ada 30 LCT Group.
“Terimakasih UBL yang telah peduli pada kami untuk mewujudkan mimpi kami menjadi seorang sarjana. Kita juga berterimakasih terutama kepada Rektor, dosen dan teman-teman yang menerima bidikmisi lainnya,” ujar anak ketiga dari seorang petani di Lampung Selatan itu. (**)