Lampung Selatan, – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan Media, fokus melakukan percepatan dengan mengimplementasikan poin kunci Strategis Nasional Keuangan Inklusif (SKNI) sesuai target Presiden RI Joko Widodo terkait indeks inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024, salah satunya, memperluas dan memberikan kemudahan akses layanan keuangan di seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat desa.
Namun, dalam implementasinya bukan tanpa hambatan, tingkat literasi keuangan antara di desa dan di kota yang tidak seimbang tentu menjadi kendala. Melihat kondisi tersebut OJK Provinsi Lampung bersama TPAKD dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) diharapkan mampu hadir memberikan kemudahan akses layanan hingga informasi terkait produk-produk keuangan untuk masyarakat desa.
Kemudian, Sinergi TPAKD dan OJK salah satunya melalui program besar Smart Village dengan menghadirkan Desa Inklusi Keuangan, seperti halnya Desa Cinta Mulya, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan menjadi salah satu Desa Inklusi Keuangan sekaligus Desa yang berhasil menjadi pilot project dalam program Smart Village.
Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto memaparkan, adanya Desa Inklusi Keuangan diharapkan masyarakat desa dapat memahami produk layanan keuangan yang dihadirkan OJK bersama TPAKD dan LJK, sehingga mampu memanfaatkan berbagai layanan keuangan dalam rangka mendorong Keuangan inklusif yang bertujuan memberikan kemudahan akses dan layanan keuangan untuk masyarakat desa.
“Diharapkan, dengan adanya kemudahan akses, masyarakat desa bisa menggunakan berbagai produk keuangan sehingga dapat meningkatkan perekonomian desa,” ujar Bambang dalam kunjungan ke Desa Inklusi Keuangan Cinta Mulya bersama media, Selasa (30/11/2021).
Untuk di Desa Cinta Mulya Lembaga keuangan terdiri dari Lembaga Keuangan Ekonomi unit usaha Desa yaitu BUMNDes, Jasa Lembaga Keuangan yaitu Agen Laku Pandai dan Galeri Investasi Desa.
Menurut Bambang, Agen laku pandai merupakan bagian dari BUMNDes yang merupakan, agen layanan keuangan perbankan tanpa operasional kantor dan tanpa batasan jam operasional dengan konsep one stop financial services. Berbeda dari Jam Operasional perbankan di perkotaan, menariknya agen laku pandai di Desa Inklusi mampu melayani transaksi keuangan hingga 24 jam atau tanpa batas waktu.
“Dengan catatan selama agen tersebut masih beroperasional. Hal ini tentu sangat membantu masyarakat Desa dalam melakukan transaksi keuangan, khususnya yang dalam keadaan mendesak,” papar Bambang.
Masih kata Bambamg, Persyaratan dari Bank untuk menjadi agen laku pandai juga tidaklah rumit, seperti memiliki unit usaha yang sudah beroperasional dan bisa dilakukan sinergi dengan layanan akses keuangan.
Data OJK dari 2.435 desa di Provinsi Lampung, hanya tinggal 100 desa yang belum ada agen laku pandai, karena masalah kendala sinyal komunikasi. Dan hal ini sudah konfirmasi ke TPAKD untuk pengadaan agen laku pandai secepatnya.
“Karena target OJK dan TPAKD adalah satu desa minimal harus memiliki satu agen laku pandai,” kata Bambang.
Koordinator Program Smart Village Desa Cinta Mulya yang juga pengelola Agen Laku Pandai Hartanto mengatakan, manfaat dengan adanya agen laku pandai juga sudah mulai dirasakan masyarakat Desa Cinta Mulya. Antara lain, dapat menikmati akses fasilitas layanan keuangan seperti transfer, pengajuan pembukaan rekening, pemberian kredit pembiayaan atau KUR, terbaru adanya fasilitas pembayaran pajak kendaraan.
“Untuk layanan pembayaran pajak kendaraan baru dimulai 2 bulan lalu, dengan sistem jemput bola mendata langsung kendaraan yang sudah mendekati jatuh tempo bayar pajak dan kami tawarkan agar menggunakan jasa fasilitas di agen laku pandai,” paparnya.
Hartanto melanjutkan, respon masyarakat cukup baik. Dari 2 bulan adanya fasilitas ini sudah ada 10 kendaraan yang diurus langsung agen laku pandai di Desa Cinta Mulya.
Dalam prosesnya ia memaparkan menggunakan aplikasi E-Samdes dari Bappenda Provinsi Lampung dan L-Smart Bank Lampung. “Dua aplikasi ini sangat mudahkan agen laku pandai dalam mengurus pembayaran pajak kendaraan masyarakat di Desa Cinta Mulya,”ujar Hartanto.
Selain itu manfaat adanya agen laku pandai juga dirasakan Hartanto yang juga pengrajin makanan olahan sale pisang, berhasil mampu menambah perputaran modal usahanya melalui pengajuan permodalan melalui KUR. Tentunya hal ini berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga dan orang sekitar dengan berhasil menciptakan lapangan usaha.
Selanjutnya, berkaitan dengan adanya agen laku pandai juga membantu debitur UMKM dalam proses pengajuan KUR. Hal ini diakui oleh Salah satu nasabah KUR Bank Lampung Khusnul Khotimah terkait kemudahan yang didapatkan sejak adanya agen laku pandai.
“Setelah satu tahun menjadi nasabah Bank Lampung dan mendapat fasilitas KUR sangat membantu untuk perputaran operasional usaha saya. Kemudahan yang didapatkan prosesnya cepat dan sistem pengembaliannya mencicil sehingga tidak memberatkan debitur,” ujar Khusnul pemilik toko Karunia Fashion di Desa Cinta Mulya.
Awal pengajuan KUR di Bank Lampung adalah Rp10 juta dan saat ini berhasil berkembang dengan mampu menghasilkan omset kurang lebih Rp1 juta per hari.
“Alhamdulillah dengan bantuan agen laku pandai membantu saya pengajuan KUR di Bank Lampung, usaha saya sekarang dapat terus berjalan dan berkembang, mampu meningkatkan perekonomian keluarga dan memberi bermanfaat untuk warga sekitar,” paparnya.
Dikesempatan itu, Pimpinan Cabang Bank Lampung Kabupaten Kalianda Malatisnoh menambahkan, dalam proses pengajuan KUR agen laku pandai bertugas memberikan informasi terkait persyaratan yang diperlukan debitur. Kemudian proses approval tetap dari pihak Bank sebagai pemberi kredit pinjaman.
Selain di bidang perdagangan, Bank Lampung juga sudah menyalurkan KUR di bidang pertanian, peternakan dan pelaku ekonomi kreatif.
Selanjutnya dalam Desa Inklusi Cinta Mulya juga terdapat Galeri Investasi Desa. Dalam hal ini OJK berkerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Lampung dan Phintraco Sekuritas.
Dikatakan Hendi Prayogi Kepala BEI Lampung, Galeri Investasi Desa Inklusi Cinta Mulya hadir sejak Juni 2021. Adanya Galeri Investasi sebagai upaya OJK dan BEI mengedukasi masyarakat agar dapat berinvestasi secara benar dan legal.
Bersama Phintraco Sekuritas, BEI memberikan edukasi terkait informasi berbagai produk investasi di Pasar Modal, seperti saham, reksadana dan obligasi. Edukasi pasar modal, melalui kegiatan Sekolah Pasar Modal juga terus digencarkan dalam upaya pencegahan masyarakat terjerumus dari investasi ilegal.
“Saat ini BEI bersama OJK sudah mendirikan 12 Geleri Investasi di Provinsi Lampung, tersebar di 8 Perguruan Tinggi di Bandar Lampung dan Metro, 4 Galeri Investasi Desa di Lampung Selatan dan Pesawaran,” papar Hendi.
Hendi melanjutkan, realisasi program terbaru tahun ini BEI bersama OJK juga akan menghadirkan Galeri Edukasi untuk tingkat SMA. Kick off pertama akan diresmikan di SMAN 5 Bandarlampung dan SMAN 6 Bandarlampung.
Adanya Galeri Edukasi ini dilatar belakangi mulai tumbuhnya ketertarikan para pelajar terkait dunia pasar modal. Hal ini terlihat dari antusiasnya setiap lomba stocklab yang dihelat OJK dan BEI setiap event Investival setiap tahunnya.
Secara teknis perbedaan Galeri Investasi dengan Galeri Edukasi adalah, di Galeri Investasi masyarakat/mahasiswa bisa langsung mendaftar menjadi investor dan melakukan investasi, kalau Galeri Edukasi hanya sebatas edukasi terkait produk pasar modal yang diberikan kepada pelajar.
Target tahun ini ada penambahan 6 Galeri Investasi dan 4 Galeri Edukasi yang rencananya akan tersebar di wilayah Pringsewu, Metro dan Bandarlampung.
Kemudian data hingga Oktober 2021 total keseluruhan investor pasar modal (saham, reksadana dan obligasi) di Provinsi Lampung saat ini sudah mencapai 146.590 investor. (Red/Ibnu)